Jumat, 03 Juni 2016

FAKTA, KONSEP, dan GENERALISASI TEORI



FAKTA, KONSEP, dan GENERALISASI TEORI


A.    FAKTA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa, fakta mempunyai arti: hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi.
Fakta adalah  hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan  yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya atau  sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Artinya fakta merupakan suatu bukti terjadinya sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut kehidupan masyarakat banyak dan bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut sebagai fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori  yang  ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi  dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan  cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti :
1)  Siapakah teman kalian yang tidak hadir hari ini ?
2)  Siapakah nama guru IPS kalian yang sedang mengajar saat ini?
3)  Ada berapa meja belajar yang ada di ruang ini ?
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. 
Dengan demikian, akan disadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung  jumlahnya. Namun, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
1)  Kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas
2)  Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
3)  Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Sebagai contoh fakta adalah: Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Semarang adalah Ibu Kota Jawa Tengah, Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, dan sebagainya.
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau  beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.

B.     KONSEP
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai: (1) rancangan atau buram surat dsb; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) gambaran mental dari objek, proses, atau apa yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
Konsep adalah suatu istilah, pengungkapan abstrak yang digunakan untuk tujuan mengklasifikasikan atau mengkategorikan suatu kelompok dari suatu benda, gagasan atau peristiwa. Misalnya, kita mengatakan binatang klasifikasi dari jenis-jenis makhluk yang disebutkan diatas. Jika kita menyebutkan kata “keluarga” maka kedalam konsep keluarga itu termasukbapak, ibu, anak-anak, saudara, dan sebagainya.
Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya.
1.     Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa, atau kegiatan. Misalnya, kita mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa kelompok itu.
2.     Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau kualitas secara umum.
3.     Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
4.     Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5.     Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain yang lebih luas.
Dalam konsep terdapat makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative berkenaan dengan arti kata, seperti pada kamus, misalnya arti kata Revolusi adalah perubahan cepat dalam hal prosedur, kebiasaan, lembaga, dan seterusnya. Revolusi juga mempunyai makna konotatif antara lain sebagai berikut:
1.     Makna revolusi merangkum makna denotative.
2.      Revolusi tidak sama dengan pemberontakan, melainkan kejadian yang penting yang telah direncanakan dan diatur secara sungguh-sungguh.
3.     Konsep revolusi ini mencakup kepemimpinan, baik oleh kelompok maupun perseorangan.
4.     Revolusi juga berarti menentang segala sesuatu, apakah itu orang atau lembaga, lebih jauh bukan hanya menentang tetapi juga melawan dengan kekuatan.
Inilah arti revolusi dalam pengertian konsep. Siswa harus memahami makna konsep ini. Dalam perkembangan lebih lanjut para siswa akan memiliki pemahaman yang benar tentang arti konsep dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, Negara berkembang, pertumbuhan ekonomi republik, kabinet, dan seterusnya.
Jika mereka tidak memperoleh arti yang benar tentang makna yang terkandung didalam konsep-konsep tersebut, mereka akan memberi arti secara menggelikan. Contoh lain, misalnya konsep Perang Dingin, apakah itu perang didaerah kutub utara? (Womarck : 32).
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1.     Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2.     Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan sendiri.
3.     Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian, perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk sekolah dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berfikirnya.  Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan, dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada sekelompok objek.


  
C.    GENERALISASI
Kita membutuhkan uang untuk hidup. Ayam termasuk hewan  berkaki dua. Kedua pernyataan ini menghubungkan beberapa konsep, yakni konsep uang  dan hidup atau konsep ayam dan hewan. Apakah pernyataan tersebut  merupakan generalisasi? Mengapa pernyataan tersebut disebut sebagai  generalisasi? Apa ciri-ciri generalisasi? Generalisasi merupakan salah satu konsep  dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS., karena dalam pembelajaran IPS banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak maupun konkrit yang didasarkan atas fakta yang terjadi di lingkungan sekitar peserta didik.
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, generalisasi mempunyai arti: (1) perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dsb; (2) perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal membentuk gagasan yang lebih kabur; (4) penyamarataan.
Fakih Samlawi (1998;9) mengemukakan bahwa : “ generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”
Rochiati dalam  Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi, yaitu:
1.     Generalisasi deskriptif.
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
  1. Generalisasi sebab akibat.
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
  1. Generalisasi acuan nilai.
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
  1. Generalisasi prinsip universal.
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.
Hubungan  antar dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara emperis dinamakan generalisasi. Oleh karena itu  generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. 
1)  Ciri-ciri generalisasi
  1. Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
  2. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh.
  3. Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep.
  4. Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar  penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata.
  5. Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna-kan sistem penalaran dan equity.
2)  Fungsi generalisasi 
  1. Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
  2. Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar. 
  3. Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
3)  Perbedaan antara konsep dan generalisasi
GENERALISASI >< KONSEP
  1. Generalisasi  adalah dasar-dasar atau aturan-aturan yang dituangkan  dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan  atribut berkaitan. 
  2. Generalisasi  memiliki  tesis yang menunjukkan sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.
  3. Generalisasi bersifat objektif  dan impersonal/tidak satu/umum. Konsep amat subjektif dan personal yang memiliki konotatif yang berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
  4. Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep hanya terbatas  pada orang-orang tertentu.
  5. Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan yang sangat terbatas  ke arah waktu, tempat, dan ruang, atau kejadian lain. Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi. 
  6. Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.
Ilmu pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada. Peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS Konsep dan  generalisasi memegang peranan penting dalam mengajar IPS.
Pada tingkat SD lebih ditekankan pada pemahaman konsep, dan pada  tingkat sekolah menengah ke atas lebih ditekankan kepada generalisasi. Untuk membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah. Konsep  dapat dipelajari dengan efektif dengan mengemukakan sejumlah contoh yang positif. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa konsep efektif diajarkan jika sejumlah contoh positif dikemukakan, sehingga dapat dibentuk karakteristik dari konsep yang di ajarkan, diikuti dengan contoh negatif yang menggambarkan karakteristik yang membedakannya.


D.    TEORI
Dalam bidang pembelajaran sering sekali antara istilah model dengan istilah teori disamakan walaupun ada juga pandangan yang membedakan antara model dengan teori. Kebingungan penggunaan istilah teori dengan model terjadi karena 2 hal berikut, yakni:
1)      Ketidakpastian apakah sebuah model merupakan “model dari (analisis)” situasi yang umum atau teori, ataukah dimaksudkan untuk menjadi “model untuk (sintesis)” emergent arrangement atau teori, dan
2)      Berkaitan dengan masalah adaptasi paradigma dari sebuah ilmu laboratorium ekperiemental ke paradigma suatu bidang terapan.
Guna memberikan landasan pemahaman yang benar tentang konsep teori serta model, berikut dibahas definisi teori dan model secara komprehensif serta perbedaan-perbedaan yang ada di antara 2 istilah tersebut. Teori adalah sekelompok proposisi yang berhubungan yang menunjuk-kan mengapa suatu peritiwa terjadi. Dorin, dkk (1990) menyatakan bahwa teori menyediakan sebuah penjelasan umum atas suatu observasi, menjelaskan dan memprediksi perilaku, bisa dimodifikasi, dan memiliki kebenaran relatif untuk dites.
Teori berhubungan dengan proposisi karena proposisi membentuk teori. Teori terdiri dari konsep dan hubungan di antara mereka (Hoover, 1984). Teori, menurut Hoover (1984), berguna untuk tujuan-tujuan berikut ini.
1)      Memberikan pola interpretasi data.
2)      Menghubungkan satu kajian dengan kajian lain
3)  Menawarkan kerangka kerja sehingga konsep dan variabel mendapatkan signifikansi yang khusus
4)    Memandu menginterpretasi makna yang lebih luas dari temuan bagi diri dan lainnya.
Seperi halnya makna secara umum bagi semua disiplin ilmu, konsep teori dalam bidang teknologi pembelajaran juga memiliki sifat-sifat khusus. Teori pembelajaran bisa dilihat secara deskriptif dan preskriptif.
Teori pembelajaran deskriptif dimaksudkan untuk memerikan hasil dengan menempatkan variabel metode dan kondisi sebagai variabel bebas, dan variabel hasil sebagai variabel terikat. Teori ini menekankan goal free. Teori pembelajaran preskriptif dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan menempatkan variabel hasil dan kondisi sebagai variabel bebas dan variabel metode sebagai variabel terikat.
Teori pembelajaran adalah teori yang menawarkan panduan ekplisit bagaimana membantu orang belajar dan berkembang lebih baik. Jenis belajar dan pengembangan mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, fisikal, dan spiritual (Reigeluhth, 1999). Ini artinya teori pembelajaran mesti menunjukkan beberapa karakteristik berikut.
1) Designed oriented (berfokus pada alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk belajar atau pengembangan daripada description oriented berfokus pada given events.
2) Mengidentifikasi metode pembelajaran (cara untuk mendukung dan memfasilitasi belajar) dan situasi pada mana metode dipakai atau tidak dipakai.
3)      Metode pembelajaran bisa dipecah-pecah menjadi rinci sebagai panduan.
4)      Metode pembelajaran adalah probabilistic daripada deterministic.
Teori-teori preskriptif pada kenyataannya menghasilkan temuan penelitian yang signifikan dan tidak signifikan, artinya masih membingungkan, belum konsisten.

E.     HUBUNGAN FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan Anstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian.
Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut ini:
Sebagai contoh:
Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sudah berjuang keras menyelesaikan studinya.
Waktu di SD ia pernh berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran, dan di SLTA ia pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di Perguruan Tinggi ia bekerja di sebuah pesahaan garmrnt. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan tekun sehingga dapat meyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.
Fakta tersebut di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep tentang cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling berkaitan dapat membentuk suatu konsep.
Hubungan antara konsep dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan Amstrong  berikut: “ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan criminal pun meningkat pula”.
Dari generalisasi tersebut di atas terdapat beberapa konsep, yaitu: konsep pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses pembelajaran.






KESIMPULAN
Fakta adalah  hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan  yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya atau  sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat, dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau  beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.
Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan  dengan suatu istilah atau rangkaian kata.  
Menurut Bahri (2008:30) pengertian konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).  Jadi  pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama.
Hubungan  antar dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara emperis dinamakan generalisasi. Oleh karena itu  generalisasi dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip. 



DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Mijunem, Senen Anwar, 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
http://Butterfly Can 't to Fly FAKTA, KONSEP,DAN GENERALISASI.htm

http://Makalah Pembaharuan Konsep dan Teori Dalam Pembelajaran IPS di MI.htm

0 komentar:

Posting Komentar